Andrea's Sceen:

Picture
Malam itu, ketika kamu memintaku berhenti tiba-tiba, di depan kios penjual kembang gula, karena kamu mencium wanginya saat keluar dari pelataran parkir mal yang baru saja kita singgahi.

“Andrea, aku mau kembang gula, boleh?”

“Boleh, kamu mau rasa apa?”

“Rasa apa pun nggak masalah, asalkan kamu suka.”

“Aku pesankan rasa melon favoriteku, mau?”

“Oke.”

........................

“Silakan, satu tangkai kembang gula rasa melon, spesial untuk Nona Nadia,” candaku.

“Thanks ya, Andrea...”

“Nad, ada yang mau aku omongin...”

“Silakan,” jawabmu sangat manis.

“Kita teman, kan?”

"Iya, tapi teman plus plus,” jawabmu santai.

“Tapi aku nggak ingin kita menjadi teman plus-plus, Nadia.”

“Aku ngerti, tapi akan jauh lebih indah, kalau kita menjadi lebih dari sekadar teman, ya kan?” jelasmu santai.

“Rasa yang kita miliki ini nggak wajar, Nadia!”

“Apanya yang nggak wajar?”

“Ya, karena ini nggak normal, Nadia.”

“Andrea, kita itu, sama seperti manusia dengan tinggi normal namun dengan berat badan 80 kg. Apakah manusia itu tetap normal? Ya, dia normal. Hanya saja tidak ideal. Dan itulah kita, Andrea. Tidak ideal di mata orang lain. Dan, aku nggak keberatan, kok,” jawabmu santai.

“Aku nggak ngerti harus gimana lagi sama kamu, Nad,” jawabku pasrah, sambil merebahkan tubuhku di sandaran jok mobil dan memandangi langit hitam tanpa bintang.

“Andrea...” panggilmu manja.

“Ya, Nad...”

“Kamu tahu, kenapa aku nggak peduli kamu pilihin rasa apa untuk kembang gulaku?”

“Kenapa?” jawabku malas-malasan sambil menarik napas panjang.

“Karena aku ingin membuktikan padamu, rasa apa pun yang kauanggap enak, akan kalah rasanya dengan rasa bibirku.”

“Hah? Ada-ada saja,” jawabku malu-malu.

“Percaya, deh. Kamu pasti ketagihan...” jawabmu sambil meledekku

“Gimana caranya, untuk bisa bandingin rasanya, Nadia?” Ujarku dengan hati berdebar.

“Ya, cium bibirkulah...” jawabmu santai.

Sesaat kemudian, waktu seakan berjalan sangat lambat. Lebih lambat dari siput yang sedang berjalan. Aku bisa mengamati wajah Nadia dari jarak yang sangat dekat. Aku bisa melihat gurat-gurat halus yang ada diwajahnya, bulu-bulu halus di atas bibirnya yang merah, hidung tipisnya yang hampir menyentuh hidungku. Dia begitu dekat dan

semakin membuat hatiku berdebar-debar.

Ketika benakku sibuk mengamati hati yang sibuk berdebar-debar, Nadia memainkan jemari lentiknya sambil tersenyum menggemaskan, lalu menyalakan cd player yang sejak tadi diam membisu.

Lagu Madonna pun mengalun, mengiringi khayalanku yang melayang-layang, membayangkan seperti apa jadinya jika hal gila ini benar terjadi.

-  Novel Title: Andrea, write by: Dwi Ajeng Andiny. Published July, 2011. -

  (Promo Discount 50% - Enjoy The Thrill of Romance!! Where its so unstopable and unpredictable)

Best Regards,

-daandiny-

Crazy For U - by Madona

Swaying room as the music starts
Strangers making the most of the dark
Two by two their bodies become one

I see you through the smokey air
Can't you feel the weight of my stare
You're so close but still a world away
What I'm dying to say, is that

Chorus:

I'm crazy for you
Touch me once and you'll know it's true
I never wanted anyone like this
It's all brand new, you'll feel it in my kiss
I'm crazy for you, crazy for you

Trying hard to control my heart
I walk over to where you are
Eye to eye we need no words at all

Slowly now we begin to move
Every breath I'm deeper into you
Soon we two are standing still in time
If you read my mind, you'll see

Chorus:

I'm crazy for you
Touch me once and you'll know it's true
I never wanted anyone like this
It's all brand new, you'll feel it in my kiss
You'll feel it in my kiss because
I'm crazy for you
Touch me once and you'll know it's true
I never wanted anyone like this
Its all brand new, you'll feel it in my kiss
im crazy for you,
Crazy for you
Crazy for you
Crazy for you 

its all brand new, im crazy for you
and you know its true, im crazy, crazy for you
its all brand new, im crazy for you 
and you know its true, yeah, Im crazy for you
Crazy for you baby
I'm crazy for you